". /> CERITA “NASI KOTAK” DI BALIK HAUL DAN SILATURRAHIM BANI AKRAMIN - Milatul Hasanah Suka-Suka
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

CERITA “NASI KOTAK” DI BALIK HAUL DAN SILATURRAHIM BANI AKRAMIN


 


 CERITA “NASI KOTAK” DI BALIK HAUL DAN SILATURRAHIM BANI AKRAMIN

Oleh : Milatul Hasanah

Melestarikan tradisi haul para sesepuh merupakan suatu bentuk rasa penghormatan dan terimakasih anak cucunya  kepada mereka. Karena dalam kegiatan ini kita bisa mengenang para sesepuh kita dengan mengirimkan bacaan Al-Quran, tahlil, zikir, kisah sang sesepuh, berkumpul, bersilaturahim, saling sapa, saling mengenal dengan famili yang belum kenal sebelumnya, kangen-kangenan dengan famili yang sudah kenal, makan bersama dan berzirah ke makamnya.


Hal inilah yang di lakukan oleh Bani AKRAMIN di Musala PP Al-Kautsar Pangurai Bataal Ganding Sumenep, pada hari Sabtu, tanggal 01 Januari 2022 M/27 Jumadil ῠla 1443 H. AKRAMIN adalah singkatan dari Kiai Panji Akram dan Kiai Muhammad Amin. Di Dusun Pangurai, tepatnya di ndhalem  (kediaman) KH Moh. Washil bin KH Ahmad Chalid, inilah anak cucu AKRAMIN berkumpul dan bersilaturrahim.

 

Yang menarik dalam acara ini adalah saling tukar makanan/nasi yang dibungkus dengan kotak makanan.. Ini biasanya dikenal dengan istilah nasi bungkus atau nasi kotak. Dan jumlah kotak yang dibawa harus lebih satu. Artinya jika anggota keluarganya berjumlah lima orang, maka nasi kotak  yang dibawa harus berjumlah enam. Demikian seterusnya. Nasi kotak yang dibawa dari rumah masing-masing ini langsung di setor kepada panitia. Dan di akhir acara, kotak-kotak ini lalu di bagi-bagikan kepada famili yang hadir. 

 Menu makanan yang dibungkus dengan kotak tentu sangat bervariasi. Dan tidak jarang pula kita akan kebagian kotak yang bukan milik kita, tapi milik onggota yang lain. “Saya maunya yang gak pake daging, karena alergi” celetuk salah satu anggota famili di grup percakapan Whats App, “olle porop, pokok jhe’ atokaran. Polanah mun alergi pas akorkoran” (boleh di tukar, asal jangan ribut. Karena kalau alergi takutnya garuk-garuk terus) sahut yang lain,  “tapi bisa ditukar kok kalau tidak sesuai harapan,” sahut yang lainnya lagi.

Ada lagi yang nyeletuk “pola sae di dalam bungkus nasinya di kasih surat untuk keluarga biar bisa arat soratan lebet nase’” (mungkin ada baiknya nanti di dalam bungkus nasinya di kasih surat untuk keluarga, biar bisa surat-suratan lewat nasi), wkwkwkwk….kami pun tertawa mendengar celetukan Gus/Lora Ahmad Irfan bin KH Abdul Adhim, pengasuh PP Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep, ini.

Benar saja, di akhir acara haul, nasi pun di bagi-bagikan. Saya dag dig dug menerka-nerka apa kira-kira menu isian kotak saya. Dalam hati kecil, saya berdoa semoga nasi kotak saya sesuai dengan harapan. Maka saya pun ikhlas saat Neng Imtinanah binti Ny. Hj Mughniyah  binti  KH Ahmad Chalid bin KH Musthafa (Rofi’i), membagi-bagikan nasi kotak ini. Beliau  yang baik hati dan bertugas membagi-bagikan nasi kotak  ini seolah tahu isi hati saya, karena Alhamdulillah, nasi kotak yang saya inginkan ternyata sesuai dengan harapan dan (mungkin) amal perbuatan saya hi hiiii….


 

Nyai Ulfah (pengasuh PP Tarbiyatul Banat Moncek Tengah Lenteng Sumenep) binti Nyai Rahmatun binti Nyai Zahrah binti KH Musthafa, yang sejak tadi gelisah mengenai nasi kotak, di buat kalang kabut saat nasi yang di bagi-bagikan tidak sesuai dengan harapannya. “Maaf tuker lagi, ini menunya tidak sesuai dengan harapan saya”, ocehnya dengan wajah cemberut. Panitia pun menarik ulang kotak tersebut dan menukarkannya dengan kotak yang lain. Namun lagi-lagi Ulfah dibuat kecewa karena nasi kotak yang kedua ini tidak sesuai dengan seleranya. Tanpa sungkan-sungkan iapun menukar lagi dengan nasi kotak yang lainnya.

Hal itu berlanjut beberapa kali hingga hampir semua mata memandangnya. Namun sambil tertawa, Ulfah rupanya tidak menyerah, ia pun menukar dan menyeleksi kembali kotak-kotak nasi yang ada di tangan panitia. Dan, jedaaaaarrrrr….kotak tarakhir yang dia ambil tenyata hanya berisi sekepal nasi, atau lebih besar sedikit dari sekepal, dan “hanya” berisi telur dan sambal. 


 Kenapa saya bilang “hanya”. Tanpa berniat menyepelekan isi kotak, karena ternyata kotak  yang di harapkan Nyai Ulfah adalah berisi nasi kuning, ayam geprek, cakalan tumis, sate kambing, dan sayur lodeh. Ha haaaa…rasain, lu! Makanya yang pasrah dan ikhlas dong nerima nasi kotak ” celetuk seorang famili, “iya tuh, masa bawanya nasi jagung, ngarepnya nasi rawon, waka waka wakaaaaa…” sahut yang lain, diiringi tawa.

Alhamdulillah, itulah sekelumit cerita tentang keseruan bagi-bagi “nasi kotak” di balik acara Haul dan Silaturrahim Bani AKRAM. Bahagia rasanya berkumpul dengan famili-famili setelah lama dan jarang sekali bertemu. Bahkan ada yang belum kenal sama sekali. Sayapun membayangkan jika kiai Pandji Akram dan kiai Muhammad Amin menyaksikannya, pasti mereka juga sangat bahagia. Ilal liqa’! Bersambung…

 


 

Post a Comment for " CERITA “NASI KOTAK” DI BALIK HAUL DAN SILATURRAHIM BANI AKRAMIN"

DomaiNesia