NASIHAT MENYEJUKKAN MENGHADAPI HARI AKHIR
resensi
NASIHAT MENYEJUKKAN MENGHADAPI HARI AKHIR
Oleh: Milatul Hasanah
Hari kiamat merupakan periode puncak dari semua kehidupan manusia dan kosmos menuju kehidupan baru (new of life) dengan serangkain skenario panjang yang meliputi alam ba’ts (kebangkitan), mahsyar (berhimpunnya manusia), alam mizan (timbangan amal), hisab (perhitungan amal) dan shirat (jembatan). Lalu setelah serangkaian perjalanan panjang tersebut usai, maka manusia akan menentukan atau di tentukan dua pilihan persinggahan akhir, yakni surga atau neraka. Dan hanya rahmat Allah lah yang dapat memasukkan manusia ke dalam surga. Meskipun hamba yang masuk ke dalam neraka bukan karena Allah tidak menyayangi mereka.
Oleh karena itu, kitab ini sangat cocok di pelajari oleh setiap hamba yang siap siaga menyambut hari kiamat yang pasti terjadi. Kitab ini bernama Nashaih al-Ibad ala al-Munabbihat ala al-lsti’dadi li yaumi al-Maad (Kumpulan Nasihat Bagi Para Hamba dalam Menjelaskan Kata-Kata Peringatan Untuk Bersiap Menghadapi Hari Kiamat).
Kitab ini di tulis oleh Syihabuddin Ahmad ibn Ali ibn Muhammad ibn Ahmad al-Syafi’i atau di kenal dengan Syekh Ahmad bin Hajar al-Asyqalani, dan di syarah oleh Syekh Nawawi bin Umar Al-Jawi atau di kenal dengan Syekh Nawawi Al-Bantani. Tokoh asli Nusantara ini berharap agar isi kitab ini bermanfaat bagi umat Islam dan menjadikannya tabungan amal hingga hari kiamat kelak (hal 2).
وأسأل الله الكريم أن ينفع به المسلمين وأن يجعله ذخيرة الى يوم الدين آمين
Syekh Nawawi mengelompokkan kitab ini menjadi 10 bab yang berisi 214 nasihat. Sebanyak 45 nasihat diantaranya bersumber dari hadis, dan selebihnya adalah atsar atau ucapan para sahabat dan pengikut Nabi.
ومنها ما يكون ثلاثيا ألى تمام العشرة وجملة المقالات مائتان وأربع عشرة الأخبار خمسة وأربعون والبواقى آثار
Pada bab kedua, Syekh Nawawi yang lahir pada 1518 M di Kampung Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten ini, menyebutkan bahwa di dalamnya terdapat 30 pedoman atau nasihat dengan perincian empat sabda Nabi Muhammad SAW dan sisanya adalah ucapan sahabat atau tabi’in. Masing-masing pedoman memuat dua poin nasihat.
Diantara nasihat-nasihat tersebut yaitu;
خصلتان لا شيئ أفضل منهما الآيمان بالله والنفع للمسلمين
“Dua hal dimana tidak ada yang lebih utama dari keduanya, yaitu beriman kepada Allah dan bermanfaat kepada umat Islam”.
Hadis-hadis lainnya berisi tentang ampunan Allah kepada seorang hamba yang di waktu paginya tidak mempunyai niat menzalimi seorangpun, namun justru berniat menolong orang yang terzalimi dan menunaikan hajat-hajat orang Islam, maka baginya pahala seperti pahalanya orang yang haji mabrur.
Selain itu, Allah mencintai seorang hamba yang bermanfaat bagi orang lain, memasukkan rasa bahagia di hati orang-orang mukmin, menghilangkan rasa lapar, melapangkan kesusahannya dan membayarkan hutangnya.
أحب العباد الى الله تعالى أنفع الناس للناس وأفضل الأعمال إدخال السرور على قلب المؤمن يطرد عنه جوعا أو يكشف عنه كربا أو يضي له دينا
Hadis lainnya tentang dua perkara yang di anggap paling kotor (najis) oleh Allah yaitu menyekutukan Allah SWT dan mempersulit orang-orang Islam, baik pada badan-badan mereka atau harta-harta mereka. Karena sesungguhnya semua perintah Allah ta’ala akan kembali kepada dua perkara; mengagungkan Allah SWT dan berkasih sayang dengan semua makhluk-Nya.
(وخصلتان لا شيء أخبث أي أنجس منهما الشرك بالله والضربالمسلمين) فى أبدانهم أوأموالهم فأن جميع أوامر الله تعالى ترجع الى حصلتين التعظيم لله تعالى والشفقة لخلقه
Kitab ini lebih pantas di sebut kitab tasawuf karena kemiripannya dengan kitab Bidayah al-Hidayah karangan Imam Al-Ghazali. Kedua-duanya kebanyakan sama-sama memuat tentang tazkiyahtun nafs (self transformation) atau takhalli, yakni perawatan jiwa dari hal-hal yang mengotori batin. Yang dengan demikian, perjalanan spiritual menyambut datangnya hari perjanjian, pengadilan dan kebenaran menjadi tenang (muthmainah).
Misalnya hal ini terlihat pada bab tiga, yang didalamnya meliputi lima puluh lima nasihat. Yang diantaranya tentang syukur. Dimana dalam ilmu tasawuf syukur merupakah salah satu maqam dalam melakukan riyadhoh bagi seorang salik.
Dikatakan bahwa orang yang pada waktu paginya dalam keadaan bersyukur (berterima kasih) kepada manusia padahal ia dalam keadaan sempit hidupnya, maka seakan-akan ia berterima kasih kepada Tuhannya. Ia tidak menyampaikan pengaduannya kecuali kepada Allah. Karena mengadu kepada manusia termasuk tanda-tanda orang yang tidak rida kepada ketentuan-Nya.
روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال من أصبح) : أي دخل فى وقت الصباح (وهو يشكر) الى الناس (ضيق المعاشى فكأنما يشكر ربه) والشكاية لا تليق الا الى الله فأنها من جملة الدعاء أما الشكاية الى الناس فهي من علامات عدم الرضا بقسمة الله تعالى له
Mauidzah (nasihat) lainnya ialah tentang mahabbah atau saling mengasihi. Menurut Sayyidina Umar ra, berkasih sayang dengan cara yang baik dengan manusia merupakan separuh akal. Dan menurut Nabi ia termasuk perbuatan baik. Sedangkan perbuatan baik merupakan sedekah.
Mauidzah lainnya: Umat Islam seharusnya bersyukur karena menurut Sayyidina Ali ra, diantara kenikmatan yang paling agung dan paripurna adalah kenikmatan Islam, karena yang asalnya manusia tidak ada menjadi ada, yang asalnya berada dalam kegelapan maka Allah memberinya cahaya dengan cahaya Islam (hal 9).
Ada kabar gembira dan harapan besar bagi orang-orang mukmin jika ia termasuk ke dalam golongan yang tujuh. Yang mana golongan yang tujuh ini akan berada di bawah naungan arsy, di saat tidak ada naungan lagi selain naunagan-Nya. Yang pertama imam yang adil, pemuda yang tumbuh dalam melakukan ketaatan kepada Allah SWT, seseorang yang selalu berzikir (menyebut dan mengingat) Allah dalam keadaan sepi, sampai mengalir air matanya karena rasa takutnya kepada Allah.
Golongan yang selanjutnya yaitu seorang hamba yang hatinya merasa terikat dengan masjid ketika keluar dari masjid sampai ia kembali lagi, seseorang yang bersedekah dengan tidak memperlihatkannya kepada manusia sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di lakukan tangan kanannya, dua orang yang saling mencintai karena Allah, dan cintanya tetap utuh hingga maut memisahkan. Dan seorang laki-laki yang di ajak (malakukan maksiat) oleh seorang perempuan cantik, namun ia tidak mau dengan mengatakan bahwa ia hanya takut kepada Allah SWT (hal 50).
عن أبى هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم : سبعة نفر يظلهم الله تحت ظل عرشه يوم لا ظل الا ظله إمام عادل وشاب نشأ فى عبادة الله تعالى ورجل ذكر الله خاليا ففاضت عيناه دمعا من خشية الله تعالى ورجل قلبه متعلق باالمسجد إذا خرج حتى يعود اليه ورجل تصدق بصدقة فأخفاها فلم تعلم شماله ما صنعت يمينه ورجلان تحابا فى الله فاجتمعا على ذالك وافترقا عليه ورجل دعته امرأة ذات جمال إلى نفسها فأبى وقال إنى أخاف إلى الله تعالى
Pada bab terakhir yakni bab 10, terdapat 29 mauidzah (peringatan). Diantaranya tentang anjuran bersiwak, keutamaan iman, sabar dan ksatria, anjuran mentadabburi dan mentafakuri segala ciptaan Allah, tentang kecintaan Allah terhadap orang yang senang mencintai orang lain dan lain sebagainya.
Data kitab
Judul kitab : Nashaih al-Ibad ala al-Munabbihat ala al-lsti’dadi li yaumi al-Maad
Penulis : Syekh Ahmad bin Hajar al-Asyqalani
Pen-syarah : Syekh Nawawi Al-Bantani
Peresensi : Milatul Hasanah
Penerbit : Nurul Huda Surabaya
Tahun Terbit : tt
Tebal Halaman : 80
Post a Comment for "NASIHAT MENYEJUKKAN MENGHADAPI HARI AKHIR"